studi kelayakan Bisnis - Analisis Sosial dan Ekonomi

ANALISIS EKONOMI DAN SOSIAL

1. ANALISIS EKONOMI DAN KEUANGAN

Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Sedangkan analisis yang hanya membatasi manfaat dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan disebut sebagai analisis keuangan atau analisis financial.

Analisis ekonomi terutama penting dilakukan untuk proyek-proyek yang berskala besar,-yang seringkali menimbulkan perubahan dalam penambahan supply dan demand akan produk-produk tertentu-, karena dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup berarti. dengan demikian kalau kita misalnya akan mendirikan usaha jasa persewaan komputer untuk melayani para mahasiswa, mungkin sekali kita tidak perlu berpayah-payah melakukan analasis ekonomi proyek tersebut.

Secara rinci analisis ekonomi dilakukan dengan alasan karena adanya:

1. Ketidaksempurnaan pasar (termasuk di dalamnya berbagai distorsi yang timbul karena peraturan pemerintah).

Contoh : Adanya pengendalian harga (termasuk pengendalian suku bunga kredit), proteksi, kedudukan monopoli, dan sebagainya.

2. Adanya pajak dan subsidi.

Pajak berarti pendistribusian sebagian kekayaan konsumen (dalam hal pajak penjualan) atau perusahaan (dalam pajak penghasilan) ke pemerintah. adanya pajak penghasilan akan mengurangi profitabilitas proyek di mata perusahaan, tetapi meningkatkan kekayaan pemerintah.

3. Berlakunya konsep consumers surplus dan producers surplus.

· Pada saat terjadi penambahan supply karena adanya suatu proyek, maka mungkin sekali terjadi penurunan harga. Bagi perusahaan yang melaksanakan proyek tersebut, harga yang relevan tentu saja adalah harga yang baru. Dari sisi konsumen, sebaliknya, mereka diuntungkan dalam hal bisa memperoleh barang yang sama dengan harga yang lebih murah.

· Demikian pula kalau terjadi kenaikan demand karena adanya suatu proyek (misal demand akan bahan baku meningkat) sehingga terjadi kenaikan harga. perusahaan sponsor proyek tersebut harus membayar harga yang lebih mahal, tetapi bukanlah kenaikan harga tersebut sekarang dinikmati oleh produsen bahan baku.

Sedangkan analisis biaya dan manfaat sosial (SCBA) melakukan analisis dengan memperhatikan tambahan faktor-faktor berikut:

1. Masalah externalities.

2. Perhatian akan pendistribusian penghasilan yang lebih merata

3. Perhatian akan peningkatan savings yang diharapkan akan meningkatkan investasi.

4. Pertimbangan akan merit wants.

2. KONSEP CONSUMERS SURPLUS DAN PRODUCER SURPLUS

2.1 CONSUMER SURPLUS

Konsep consumer surplus (surplus konsumen) berkaitan erat dengan konsep consumers willingnes to pay (kesediaan membayar) yang berguna untuk menghitung harga yang relevan pada analisis ekonomi. Surplus konsumen adalah selisih antara kesediaan konsumen membayar dengan nilai yang sesungguhnya ia bayarkan. Sedangkan kesediaan membayar adalah jumlah maksimum yang mau dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh suatu barang.

Gambar 2.1. Consumer Surplus

Sebagai contoh, umpamakan saja anda memiliki album rekaman pertama Elvis Presley yang sekarang sudah amat langka. Karena anda bukan penggemar berat Elvis, maka anda berniat menjualnya. Untuk memperoleh harga tertinggi, maka ia mengadakan lelang.

Ada empat orang penggemar Elvis, mereka adalah Cris, Budi, Lia dan Ester. Mereka mau membeli namun dengan dibatasi oleh jumlah maksimum yang mau mereka bayarkan untuk membelinya. Tabel 1 memperlihatkan harga maksimum yang mau mereka bayarkan. Batas maksimal yang mau dibayarkan oleh masingmasing pembeli itulah yang disebut dengan Kesediaan Membayar.

Tabel 1.1 Empat Kesediaan Membayar dari Para Calon Pembeli

Calon Pembeli

Kesediaan Membayar ($)

Cris

Budi

Lia

Ester

100

80

70

50

Setelah dilakukan tawar menawar, maka album tersebut terjual pada Cris yang mau membayar $100, namun kenyataannya ia hanya membayar $80 karena penawar yang lain tidak mau membayar lebih dari $80. Cris memperoleh keuntungan ekstra sebesar $20, dan keuntungan inilah yang disebut sebagai surplus konsumen. Sedangkan tiga penawar yang lain tidak mendapat surplus konsumen karena mereka tidak mendapatkan album dan juga tidak membayar apa-apa.

Apa yang Diukur oleh Surplus Konsumen?

Tujuan mempelajari konsep surplus konsumen ini adalah untuk membuat penilaian normatif tentang diinginkan atau tidaknya hasil yang dibuahkan olehmekanisme pasar. Surplus konsumen pada dasarnya mengukur manfaat atau keuntungan yang diterima pembeli dari suatu barang, berdasarkan penilaian konsumen itu sendiri. Kunci untuk tetap menyadari pentingnya surplus konsumen adalah dengan menghormati preferensi (pilihan atau kecenderungan perilaku) pembeli. Namun disebagian besar pasar kita dapat menyimpulkan dengan aman bahwa surplus konsumen merupakan cerminan kesejahteraan ekonomis para konsumen. Para konsumen biasanya mengasumsikan bahwa para pembeli adalah para pembuat keputusan yang rasional sehingga preferensi mereka harus dihormati.

2.2 PRODUCER SURPLUS

Surplus produsen adalah jumlah produsen yang menguntungkan dengan menjual pada mekanisme harga pasar yang lebih tinggi daripada harga mereka yang bersedia untuk menjual.

Gambar 2.2 Producer Surplus

Misalnya, ketika anda ingin mengecat rumah anda, maka anda akan mencari tukang cat, anda mendapati empat tukang yang bersedia yakni Toni, Arif, Christopher, dan Paman anda sendiri. Agar mendapat harga termurah, maka anda mengadakan lelang.

Pada prinsipnya, keempat tukang cat itu mau menjual jasanya asalkan harga yang mereka terima lebih besar daripada biaya pengecatan. Di sini istilah Biaya (cost) adalah nilai segala sesuatu yang harus dikorbankan penjual dalam memproduksi suatu barang. Di dalamnya harus tercakup semua pengeluaran (untuk membeli cat, kuas, sewa tangga, dll), serta nilai waktu yang mereka habiskan untuk mengecat rumah anda. Tabel 5.2 menunjukkan biaya yang mereka ambil.

Tabel 1.2. Empat Kesediaan Menjual dari Para Calon Penjual

Calon Penjual Jasa

Kesediaan Menjual ($)

Toni

Arif

Christopher

Paman Anda

900

800

600

500

Lelang dimulai, karena keempat tukang cat itu sama-sama menginginkan pekerjaan, mereka bersaing menurunkan harga hingga batas minimal, yakni mendekati atau sama dengan kesediaan menjualnya. Begitu Paman anda menawarkan ongkos hanya sebesar $600 atau sedikit lebih rendah, maka ia pun langsung mengungguli tiga tukang cat lainnya karena ia sendiri yang mau mengecat rumah anda dengan ongkos di bawah $600.

Keuntungan yang diterima paman anda adalah, selain bisnisnya berjalan lancar, si paman mendapat keuntungan tambahan dengan menerima bayaran sedikit dibawah $600, karena ia mampu mengerjakannya dengan ongkos $500. dalam kasus ini paman anda dikatakan memperoleh surplus produsen, yaitu jumlah pembayaran yang diterima penjual dikurangi biaya yang dipikulnya.

2.3 CONSUMER DAN PRODUCER SURPLUS

0

Gambar 2.3 Consumer dan Producer Surplus

Pada gambar 2.3 garis DD’ menunjukkan kurva permintaan dan garis SS’ menunjukkan kurva penawaran. Titik E menunjukkan titik ekulibrium, 0Q menunjukkan kuantitas yang dibeli dan 0P menunjukkan harga per unit yang dibayar oleh konsumen. Kalau kita mengamati kurva permintaan tersebut, maka kurva tersebut menjelaskan bahwa unit yang pertama bersedia dibayar oleh konsumen dengan harga per unit sebesar 0D. Sedangkan unit terakhir bersedia dibayar oleh konsumen dengan harga 0P. Willing nes to pay dari para konsumen ditunjukkan oleh garis DE. Dengan demikian keseluruhan kesediaan membayar dari konsumen ditunjukkan dari area 0DEQ. Sedangkan harga yang dibayar oleh para konsumen tersebut hanyalah 0PEQ. Selisihnya (yaitu area PED) disebut consumer surplus.

Dari sisi supply menunjukkan bahwa produsen menerima revenue sebesar 0PEC, tetapi total biaya yang ditanggung adalah hanya 0SEQ. Selisihnya (yaitu SPE) disebut sebagai producer surplus.

2.4 Penerapan Konsep Consumer dan Producer Surplus untuk Analisis Ekonomi

Misalkan :

· Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan Qd = 20 – 3p

· Fungsi penawarannya adalah Qs = -5 + 2p

Dengan demikian dapat dihitung :

20 – 3 p = -5 + 2p

-5p = -25

p = 5

1. Harga Keseimbangan (Pekuilibrium) = Rp.1

dengan perhitungan :

2.

Qs = -5 + 2p

Qs = -5 + 2(5)

Qs = 5

Qd = 20 – 3p

Qd = 20 – 3(5)

Qd = 5

Kuantitas Keseimbangan (Qekuilibrium) = 5 unit

dengan perhitungan :

atau

3. Harga dan unit keseimbangan pasar adalah E ( 5,5 )

Keadaan ini dapat digambarkan seperti pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Demand dan Supply Suatu Produk

3. PENDEKATAN YANG DIPERGUNAKAN

Pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan analisis ekonomi suatu proyek pada dasarnya mendasarkan diri atas pendekatan UNIDO Guide to Practical Project Appraisal. Metode yang dipergunakan di sini memulai analisis dengan melakukan analisis profitabilitas financial berdasarkan atas harga pasar (dengan kata lain melakukan analisis NPV dari sudut pandang perusahaan). Setelah itu baru dilakukan penyesuaian untuk mengestimate manfaat bersih proyek sesuai dengan harga ekonomi. Dimaksudkan dengan harga ekonomi adalah harga seandainya tidak terdapat distorsi apa pun. Penentuan harga ekonomi tersebut perlu dilakukan untuk setiap input atau output proyek.

Apabila dilakukan analisis dari sisi biaya dan m,anfaat sosial (SCBA) UNIDO meneruskan langkah-langkah diatas dengan:

1) Melakukan penyesuaian dampak proyek tersebut terhadap tabungan dan investasi.

2) Melakukan penyesuaian dampak proyek tersebut pada distribusi pendapatan (income distribution), dan

3) Melakukan penyesuaian dampak proyek tersebut sesuai dengan pertimbangan akan merit wants.

3.1 HARGA BAYANGAN UNTUK RESOURCES

1) Input dan Output yang diperdagangkan.

Suatu produk dikatakan diperdagangkan apabila kita bisa memperolehnya di pasar dunia. Harga internasional yang dinyatakan dalam satuan moneter setempat pada kurs pasar merupakan harga bayangannya.

2) Input dan Output yang tidak diperdagangkan.

Suatu produk dikatakan tidak diperdagangkan apabila : 1. harga impornya (harga CIF) lebih besar dari biaya produksi domestic, dan 2. harga ekspornya (harga FOB) kurang dari biaya produksi domestik.

Nilai barang yang tidak diperdagangkan seharusnya diukur sesuai dengan biaya produksi marjinalnya (apabila adanya proyek menimbulkan tambahan produksi perusahaan lain). Untuk output, kita perlu memperhatikan consumers willingness to pay.

3) Tenaga Kerja

Apabila proyek mempekerjakan tenaga kerja, maka terdapat tiga kemungkinan yaitu:

1. Apabila proyek menarik karyawan dari sector lain, maka harga bayangannya adalah berapa sector lain bersedia membayar untuk tenaga kerja tersebut.

2. Apabila proyek tersebut menciptakan lapangan kerja dan mempekerjakan mereka yang sebelumnya menganggur, maka mungkin sekali harga bayangan tenaga kerja jauh lebih rendah dibandingkan dengan upah yang dibayarkan perusahaan kepada mereka.

3. Apabila proyek mengimpor tenaga kerja, maka harga bayangannya adalah upah yang mereka inginkan ditambah dengan premium dalam bentuk devisa yang dikirimkan ke negara asal mereka.

4) Modal

Dalam perhitungan harga bayangan dari modal, kita perlu memperhatikan opportunity cost dari modal tersebut. opportunity cost inilah (dengan memperhatikan unsur resiko) yang merupakan harga bayangan dari modal tersebut.

5) Valuta Asing

Terdapat dua kurs valuta asing yaitu kurs resmi dan kurs pasar. Di berbagai negara yang sedang berkembang kurs resmi jauh lebih rendah dari kurs pasar. Dalam keadaan itu harga bayangan yang relevan untuk valuta asing adalah kurs pasar.

4.1 ILUSTRASI ANALISIS EKONOMI

1. Suatu proyek investasi direncanakan akan menghasilkan 1,000,000 unit produk per tahun. Sebagai akibat penambahan supply tersebut harga produk diperkirakan akan turun dari Rp.600 menjadi Rp.500 per unit.

2. Biaya bahan baku yang diperlukan dalam satu tahun sebesar Rp.50 juta. 40% dari nilai bahan baku tersebut diimpor, dan tariff pajak impor adalah 20%.

3. Tenaga kerja terlatih dibayar Rp.50 juta per tahun. Sebagaimana di negara yang sedang berkembang, ditaksir tenaga kerja terlatih tersebut underpaid 50%.

4. Tenaga kerja tidak terlatih dibayar juga sebesar Rp.50 juta per tahun. Berlawanan dengan tenaga kerja terlatih, tenaga kerja tidak terlatih ditaksir hanya mempunyai opportunity cost sebesr 62,5% dari upah yang mereka terima. Hal ini disebabkan karena mereka termasuk tidak bekerja penuh sebelum ada proyek tersebut.

5. Aktiva tetap disusut 10% per tahun tanpa nilai sisa. Aktiva tetap yang disusut (termasuk mesin-mesin) dibeli dengan harga Rp.500 juta. Mesin-mesin senilai Rp.200 juta diimpor dengan bea masuk 10%. Tanah –yang merupakan aktiva tetap tidak disusut- dibeli dengan harga Rp.80 juta. Diperkirakan tanah tersebut bisa dijual dengan harga Rp.140 juta. Dinilai tanah tersebut sesuai dengan harga pasarnya.

6. Perusahaan memperoleh kredit sebesar Rp.250 juta dengan suku bunga yang berlaku umum, yaitu sebesar 20%.

7. Biaya-biaya lain sebesar Rp.60 juta per tahun. Biaya-biaya ini sesuai dengan harga pasarnya.

8. Perusahaan membayar pajak penghasilan dengan tariff sebesar 25%.

Sesuai dengan informasi tersebut dapat ditaksir operational cash flow dari sisi perusahaan (untuk analisis financial) sebagai berikut:

Penyesuaian yang dilakukan untuk analisis ekonomi adalah sebagai berikut:

Melihat bahwa taksiran operational cash flow dari sisi ekonomi lebih besar daripada sisi finansialnya, maka bisa diperkirakan bahwa proyek tersebut akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar daripada manfaat financial. Dengan kata lain, proyek tersebut lebih menguntungkan dipandang dari sisi ekonomi nasional daripada perusahaan yang melaksanakan proyek tersebut.

5. MANFAAT EKONOMI DAN SOSIAL

Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang-kadang sulit diukur dalam satuan moneter adalah:

a. Meningkatnya tingkat konsumsi

b. Membantu proses pemerataan pendapatan

c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

d. Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara)

e. Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan kerja)

f. Manfaat sosial budaya dan lain-lain

Contoh lain untuk manfaat ekonomi proyek pengangkutan adalah:

a. Berkurangnya biaya eksploitasi para pemakai proyek tersebut

b. Mendorong pembangunan

c. Menghemat waktu bagi penumpang dan angkutan barang

d. Bertambahnya kenyamanan dan perasaan menyenangkan

Dari keseluruhan uraian di atas dapat dilihat bahwa pengukuran manfaat ekonomi lebih sulit disbanding biaya ekonomi, antara lain disebabkan:

a. Beberapa manfaat kendati pun bersifat langsung dan (primair) sulit diukur dengan uang, karena biasanya tidak dinyatakan dalam harga pasar, melainkan harga bayangan.

b. Kebanyakan manfaat memerlukan perkiraan jangka panjang

c. Banyak manfaat yang bersifat tidak langsung dan dalam perwujudannya perlu proyek tambahan.

d. Adanya manfaat-manfaat yang dinikmati oleh pihak-pihak yang berkepentingan secara tidak seimbang, artinya kadang-kadang sulit untuk secapainya efek distributive yang seimbang.

A. MANFAAT PROYEK BAGI PEREKONOMIAN

Yaitu apakah proyek dapat :

> Membuka lapangan kerja baru;

> Memberdayakan sumber daya nasional;

> Menghasilkan & menghemat devisa;

> Mendorong pertumbuhan industri lain;

> Memenuhi kebutuhan masyarakat;

> Menambah pendapatan nasional.

B. HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM PELAKSANAAN PROYEK

> Iklim yang kurang mendukung ( biasanya terkait dengan proyek agribisnis );

> Kualitas SDM dan SDA kurang menunjang sehingga berakibat pada produktivitas yang rendah;

> Kurangnya modal ( capital ) yang tersedia sehingga berdampak negatif terhadap penyelesaian dan kesinambungan operasional proyek;

> Tidak stabilnya nilai tukar ( kurs );

> Tingginya tingkat suku bunga Bank;

> Situasi serta kondisi sosial politik dan keamanan nasional yang kurang kondusif.

6. KRITERIA INVESTASI TAMBAHAN

Dikenal dua criteria investasi tambahan dalam perdagangan international yaitu Unit Domestic Resources Cost (UDRC) dan Effective Rate of Protection (ERP). Dengan kata lain, dua criteria investasi ini hanya berlaku untuk proyek yang menghasilkan produk yang bersifat tradeable, yakni suatu jenis barang dan jasa yang:

a. sekarang diimpor dan diekspor,

b. bersifat pengganti yang erat hubungannya dengan jenis lain yang diimpor atau diekspor, dan

c. jenis barang dan jasa yang tidak memenuhi syarat (a) dan atau (b) tadi.

Rumus perhitungan UDRC adalah sebagai berikut.

Nilai output – Nilai input luar negeri = penghematan/penerimaan devisa yang diciptakan oleh proyek yang bersangkutan, dan jika dilihat secara keseluruhan rumus di atas menunjukkan berapa nilai rupiah yang harus dikorbankan (diinvestasikan) untuk menghemat atau menghasilkan satu satuan devisa, dalam hal ini dolar.

Ketentuan yang digunakan dalam penerimaan atau penolakan proyek secara UDRS dengan cara membandingkan antara UDRC dengan nilai tukar resmi (Official Exchange Rate = OER) atau membandingkan dengan nilai tukar riil (Shadow Exchange Rate = SER) , dengan criteria sebagai berikut:

Jika dinyatakan dalam rasio SER

Hal yang perlu dicatat adalah karena biasanya SER > OER, maka suatu proyek yang diterima karena perbandingannya dengan OER maka pasti diterima jika dibandingkan dengan SER, tetapi tidak berarti penggunaan perbandingan OER lebih baik.

ERP atau tingkat produksi efektif berusaha melihat daya saing barang dalam negeri.

Rumus ERP yang digunakan di sini adalah:

Rumus di atas menyerupai criteria penerimaan/penolakan proses proyek pada perhitungan UDRC yang dinyatakan dengan rasio, karenanya criteria penolakan/penerimaan dari ERP ini adalah:

Jika ERP positif Proyek ditolak

ERP negatif Proyek diterima

Kelebihan dari criteria UDRC dan ERP adalah :

a. Kriteria ini secara eksplisit memerlukan data Border Price dan Shadow Price dalam Exchange Rate, karenanya criteria ini berusaha menggambarkan riil cost dan riil revenue.

b. Keputusan feasibilitas yang diambil oleh kedua criteria ini terhadap suatu proyek tertentu sama, jika satu proyek dinyatakan feasible oleh UDRC, maka akan dinyatakan feasible pula oleh ERP, demikian sebaliknya.

Kelemahan dari criteria UDRC dan ERP adalah:

a. Kedua alat ini hanya dapat digunakan untuk proyek yang menghasilkan produk tradeable.

b. Sukarnya mendapatkan data shadow price.

c. Alat ini lebih cenderung digunakan untuk menilai tingkat efisiensi proyek-proyek yang telah berjalan.

7. KESIMPULAN

Pemecahan masalah bagaimana suatu perusahaan mengatur suatu kegiatan operasi produksi agar dapat meningkatkan keuntungan adalah bukan perkerjaan yang mudah. Harga yang mahal mengakibatkan konsumen akan membayar terlalu tinggi untuk membeli suatu barang dibanding benefit yang konsumen dapatkan, jelas berdasarkan hukum permintaan, permintaan perlahan akan turun dan mempengaruhi keadaaan keseimbangan pasar serta secara tidak langsung surplus perusahaan yang telah tercapai sebelumnya akan mengalami penurunan dan berlaku juga sebaliknya.

Terdapat banyak pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan analisis ekonomi suatu proyek. Setiap pendekatan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, maka dibutuhkan informasi yang benar untuk menghasilkan keputusan yang tepat dalam melaksanakan sebuah proyek.